LUWU, Pilarnewsonline.com – Ratusan massa pendukung dan simpatisan salah satu peserta pemilihan calon legislatif mengepung kantor KPU Kabupaten Luwu karena tidak puas dengan hasil pleno penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) Kabupaten Luwu untuk Pemilu 2024 mendatang, pada Senin (16/10/2023) kemarin.
Mereka menduga ada permainan curang dari KPU yang membuat calon yang mereka dukung tidak lolos untuk mengikuti Pemilu legislatif 2024, sehingga massa pengunjuk rasa menuntut Ketua KPU Kabupaten Luwu dicopot.
Protes warga ini diwarnai dengan aksi blokade jalan dan bakar ban bekas. Bahkan situasi semakin tidak terkendali dan massa mulai anarkis dengan melempari polisi dan Kantor KPUD Luwu menggunakan batu.
Upaya persuasif yang dilakukan polisi untuk menenangkan massa gagal, mereka terus melempari Kantor KPU dan Polisi, aksi itu kemudian dibalas dengan tembakan gas air mata dan air dari mobil water canon. Ratusan polisi dari Dalmas Satsamapta juga dikerahkan untuk memukul mundur pengunjuk rasa.
Seorang demonstran dilaporkan terluka sementara tiga lainnya diduga sebagai provokator berhasil ditangkap oleh Satreskrim Polres Luwu. Rangkaian peristiwa tersebut merupakan simulasi Sispam Kota yang dilaksanakan Polres Luwu dan jajaran dalam rangka kesiapan pengamanan Pemilu 2024 mendatang.
Kapolres Luwu AKBP Arisandi, S.H., S.I.K., M.Si saat ditemui para media di akhir kegiatan mengungkapkan bahwa simulasi ini mendekatkan personil kepada pemahaman tentang Standar Operasional Prosedur (SOP), Cara Bertindak (CB) dan Hubungan Tata Cara Kerja (HTCK) ketika dihadapkan pada situasi kontijensi seperti aksi unjuk rasa yang berujung ricuh agar meminimalisir dampak kerugian materil maupun korban jiwa.
“Seluruh personil harus paham akan prosedur dan ketentuan yang berlaku ketika mengamankan aksi unjuk rasa agar tidak terjadi pelanggaran hak asasi manusia dan juga tidak ada personil yang jadi korban”, terangnya.
Kapolres Luwu juga menjelaskan bahwa situasi lain yang mungkin kita hadapi di lapangan bisa saja masih banyak dan un-predictable.
“Misalnya dari dimensi waktu, bahwa kerawanan tersebut bisa saja terjadi di malam hari, tidak hanya di siang hari. Bisa saja terjadi tidak hanya dalam satu hari tapi bahkan berhari-hari, tidak hanya di satu lokasi tapi bahkan di banyak lokasi, tidak hanya dengan massa yang teratur tapi bahkan dengan massa yang tidak teratur (brutal), oleh karena itu personil harus siap,” tutup AKBP Arisandi.
Simulasi Sispam Kota Polres Luwu ini diikuti oleh 345 personil gabungan Polres Luwu dan Polsek jajaran. Turut hadir Ketua KPUD Luwu Hasan Sopyan dan Ketua Bawaslu Luwu Irpan, S.H. (pn/tribrata-pl)