PALOPO, Pilarnewsonline.com – Warga Kecamatan Telluwanua, Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel), gelar aksi demontrasi di perbatasan Kota Palopo dan Kabupaten Luwu (Walenrang). Warga memblokade akses jalan trans Sulawesi hingga membuat arus lalu lintas mengalami kemacetan total.
Warga juga menutup akses jalur alternatif yang ada di wilayah Kelurahan Pentojangan dan Kelurahan Sumarambu, Telluwanua. Tampak juga sejumlah aparat kepolisian berjaga di sekitar lokasi unjuk rasa berlangsung.
Kepada awak media, Awal (41thn) selaku jendral lapangan menuntut pertanggung jawaban Pemerintah Kota Palopo atas keresahan yang dirasakan masyarakat Telluwanua.
“Tuntutan kawan-kawan saat ini yaitu meminta pertanggung jawaban DPRD dan Pemerintah Kota Palopo atas keresahan masyarakat Telluwanua selama 2 tahun belakangan ini dilanda banjir setiap turun hujan deras, dan sampai saat ini tidak ada perhatian sama sekali dari Pemerintah kota Palopo,” ucapnya kepada wartawan, Senin (24/10/2022).
Hingga saat ini DPRD dan Pemerintah Kota Palopo belum juga menemui massa aksi. Warga mengaku kecewa lantaran saat menggelar aksi demontrasi beberapa waktu lalu juga tidak mendapatkan respon dari DPRD Kota Palopo (pemerintah).
“DPRD Kota Palopo sampai hari ini hanya menutup mata dan tidak pernah menemui warganya sendiri dan saat kami melakukan aksi beberapa hari yang lalu itu tidak direspon juga,” tuturnya.
Warga mengancam akan menutup akses jalan trans Sulawesi jika apa yang menjadi tuntutan masyarakat tidak juga dipenuhi oleh pihak terkait.
“Jika tuntutan kami tidak diindahkan oleh DPRD da Pemkot Palopo, kami akan menutup akses jembatan (Miring) ini,” Ucap Awal dengan nada yegas
Awal, bersama warga Telluwanua juga meminta Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi untuk terjun langsung melakukan penanganan yang dikeluhkan warga khususnya melekukan normalisasi sepanjang sungai Battang.
“Jadi kami meminta kepada Presiden Republik Indonesia dan Gubernur Sulawesi Selatan untuk bagaimana caranya, sungai kami yang ada di jembatan miring ini khususnya DAS Battang itu kemudian dilakukan kegiatan normalisasi sungai supaya Kecamatan kami tidak lagi banjir bila datang hujan.” Tandasnya (pn/rbl)