LUWU, PilarNews – Melalui media ini, selasa (27/10). Ismail Wahid sala satu aktivis luwu menyampaikan bahwa asisten III. Bidang administrasi Umum Pemkab.Luwu, Baharuddin mewakili Bupati Luwu mengukuhkan Alumni Sekolah Budaya Luwu (SBL) I. La Galigo angkatan III tahun 2020 dalam sebuah acara budaya “Mappatemme Sikolah” di Baruga Arung Senga Kelurahan Senga Kecamatan Belopa kabupaten luwu pada hari senin 26/10 kemarin.
Ismail Wahid mengatakan, dalam sambutannya, Baharuddin memberikan apresiasi kepada para Pengurus Yayasan SBL yang telah berjuang untuk mendirikan Sekolah Budaya Luwu demi melestarikan tatanan dan nilai-nilai adat dan istiadat budaya Luwu yang merupakan salah satu pilar budaya bangsa.
Sekolah Budaya Luwu ini sangat memberikan dampak yang baik bagi masyarakat Luwu. Saya juga merasakannya karena salah satu siswanya adalah istri saya. Selama belajar di SBL dirinya selalu mengingatkan saya dengan kata “Lempu” yang artinya jujur dalam mengabdi. Bersosialisasi dengan masyarakat juga kita selalu diingatkan untuk menjunjung tinggi kejujuran, tutur Baharuddin. Tiru Ismail Wahid
“Selalu berada dijalan yang lurus, ikhlas dan sabar. Inilah salah satu makna yang terkandung dalam tatanan budaya Luwu. Oleh karena itu, pemerintah memberikan apresiasi terhadap upaya para pengurus Yayasan SBL yang telah menggagas Sekolah Budaya ini”. Ucapnya
Menurut Asisten III, kata Ismail. Sekolah Budaya Luwu ini harus mendapat perhatian dari semua elemen masyarakat supaya bisa berkembang dan lebih maju kedepan. “Meski dengan sarana dan prasarana yang sederhana, tidak mengurangi semangat para siswa untuk mempelajari Budaya Luwu. Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk mengembangkan Sekolah Budaya ini. Hal ini segera akan saya laporkan ke Bapak Bupati.
Sementara itu Anggota Dewan Adat 12 Kedatuan Luwu, Maddika Bua, Andi Syaifuddin Kaddiraja Opu To Sattiaraja menjelaskan makna penggunaan beras yang ditaburkan pada tari Paduppa. “Makna tabur beras pada tari Paduppa adalah Manusia itu berbagi kepada mahkluk Allah SWT yang lainnya yang ada dibumi, dan setelah mendapat rezeki, maka mahkluk tersebut akan mendoakan hal-hal yang baik dan kesuksesan bagi kita. Berbeda jika kertas dan plastik yang ditabur, hal ini justru akan mengotori bumi dan akan menjadi beban berat bagi bumi”. Terang Andi Syaifuddin Kaddiraja Opu To Sattiaraja
Ismail Wahid juga mengatakan, Andi Syaifuddin Kaddiraja Opu To Sattiaraja mengingatkan untuk tidak malu jika beraktifitas secara tradisional, berucap secara tradisional, juga tingkah laku tradisional tetapi wawasan harus internasional. Pada penamatan Angkatan III ini, Sekolah Budaya Luwu menamatkan siswa sebanyak 60 orang dari unsur Tim Penggerak PKK Kab.Luwu, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia Kabupaten Luwu, para pendidik dan unsur organisasi wanita lainnya.
Hadir pada kegiatan pengukuhan alumni SBL angkatan III kabupaten luwu, yakni Wakapolres Luwu, Kompol Abdul salam, Kadis Ketahanan Pangan, Tandiraja, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kab.Luwu, Suherida A.Sappaile, Kasi Datun Kejari Luwu, Ady Hariadi Annas, Jemma Tongeng, Andi Abdullah Sanad Kaddiraja Opu To Sulolipu, Arung Senga, Andi Saddakati Arsyad. Tutup Ismail Wahid (pn/AL)