MALANG, Pilarnewsonline.com – Menjelang Musyawarah Bersama Daerah (MUBESDA) I. Pengurus Daerah Ikatan Wartawan Online (PD-IWO) Malang Raya, yang rencananya akan digelar pada 28 Januari 2023 mendatang, seluruh PD- IWO Malang Raya melakukan rapat koordinasi guna membahas tentang restrukturisasi pengurus yang dilaksanakan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
PD- IWO Malang Raya membuka kesempatan yang luas kepada para jurnalis yang ingin bergabung menjadi anggota IWO dengan ketentuan-ketentuan yang sesuai dengan AD ART IWO. Ketua Organizing Committee MUBESDA I. PD-IWO Malang Raya, Dyah Arum Sari,SSos.MPd.CST.MI saat ditemui oleh wartawan pada Minggu 15/1/2023 kemarin di cafe n resto tepatnya dijalan Kedawung Kota Malang mengatakan, bahwa dirinya tengah melakukan persiapan yang matang agar proses musyawarah berjalan lancar,
“Sebagai eksekutor kegiatan saya tentu banyak mengurusi hal-hal teknis sehingga MUBESDA nanti dapat berjalan dengan baik. Saya bersama dengan tim OC dan SC yang lain menjalankan tugas secara proporsional, kami menyusun rancangan persidangan serta menyiapkan semua kelengkapan yang diperlukan agar musyawarah dapat berjalan dengan lancar”, tutur Dyah.
Lebih lanjut, perempuan yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif di sebuah perusahaan media itu menjelaskan bahwa pelaksanaan musyawarah yang akan menentukan nasib organisasi selama lima tahun ke depan itu akan dilaksanakan secara maraton, “Kita berupaya menuntaskan musyawarah dalam kurun waktu satu hari. Proses sidang pleno sampai dengan prosesi penetapan dan pengukuhan akan dilakukan di hari yang sama”. Ungkapnya
Ketika dikonfirmasi awak media mengenai berapa jumlah peserta secara keseluruhan, Dyah yang juga staf Ahli Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan Dan Pesisir (ASPEKSINDO) tersebut mengatakan bahwa IWO tidak memiliki banyak anggota,
“Menjelang MUBESDA ini banyak yang mendaftarkan diri menjadi anggota IWO, namun kami hanya menjaring jurnalis yang bertalenta, semua tergantung ketua terpilih nanti. Memang harus selektif memilih, jumlahnya relatif sih, tapi menurut kami yang lolos tidak banyak. Karena konstruksi IWO sendiri selalu mengutamakan kualitas, sehingga tidak terlalu pusing dengan kuantitas. Percuma banyak anggota kalau tidak punya kredibilitas dan skill yang mumpuni, akan jadi organisasi sintetis nanti”. Tegasnya.
Dyah yang terbilang berpengalaman di bidang organisasi karena dirinya saat ini menjabat juga sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMPI) itu menambahkan, “Intinya organisasi itu identik dengan pergerakan, yang tidak bergerak adalah organisasi sintetis karena organ-organnya tidak berfungsi dengan baik. Tidak boleh stuck, harus ada movements-lah, seperti IWO selama lima tahun ke belakang sudah menjalin kerjasama dengan banyak pihak dan program-programnya telah sukses direalisasi. Saya yakin, pasca MUBESDA ke depan IWO semakin tren dan berkualitas”. Tutupnya.