LUWU, Pilarnewsonline.com – Wilayah terdampak longsor dan banjir Luwu yang terisolasi, Kapolda Sulsel bersama Pj Gubernur Sulsel, meninjau langsung dan menyalurkan bantuan kemanusiaaan, melalui udara menggunakan helikopter Polairud milik Polda Sulsel. Sabtu (4/5/2024).
Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R. Djajadi dan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, bergerak cepat pasca kejadian bencana banjir dan longsor yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Luwu pada hari Jumat (3/5/2024).
Selain melaksanakan peninjauan lokasi yang terdampak bencana menggunakan helikopter, sebelumnya helikopter terlehih dahulu mengirimkan bantuan kemanusian ke titik bencana yang terisolasi dan sulit dilalui kendaraan yakni di Kecamatan Latimojong Bastem, yang belum dapat diakses sepenuhnya akibat kerusakan infrastruktur seperti jembatan yang putus dan jalan yang longsor dan untuk saat ini sekitar 3.000 warga di beberapa dusun dan desa di wilayah tersebut saat ini masih terisolasi.
Diketahui Kepolisian Daerah Sulsel dan Pemprov Sulsel, sebelumnya telah melakukan koordinasi dengan Komandan Landasan Udara (Danlanud) Hasanuddin, untuk meminta bantuan helikopter pengangkut logistik bantuan kemanusiaan, dan pagi hari ini telah mendarat helikopter jenis Apache yang mengambil logistik bantuan untuk selanjutnya dibawa ke Kecamatan Latimojong dari Lapangan Andi Djemma.
Pj Gubernur Sulsel menyampaikan bahwa, masyarakat Latimojong dan wilayah lainnya di Kabupaten Luwu untuk tetap tenang, karena Pemprov Sulsel dan Polda Sulsel akan terus mengupayakan penyaluran bantuan kepada para masyarakat yang terdampak, agar dapat terlaksana dengan baik dan berupaya memastikan bahwa kebutuhan dasar para korban bencana alam, termasuk makanan, pakaian, dan obat-obatan, dapat terpenuhi dengan baik.
“Kami harap masyarakat tetap tenang khususnya di Kecamatan Latimojong, karena kami pasti memberikan dukungan dan bantuan, serta terima kasih kepada BNPB Pusat, Kementerian Sosial, dan unit terkait lainnya atas dukungan dan kerja sama yang telah diberikan. TNI-Polri khususnya Polda Sulsel dan Polres Luwu yang telah bekerja bahu-membahu dalam penanganan bencana ini.” Ujar Bahtiar.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian juga menambahkan bahwa, langkah langkah penanganan akan terus diupayakan, untuk penanganan bencana banjir yang melanda beberapa wilayah diantaranya Luwu, Sidrap, dan Wajo, dan akan terus melakukan koordinasi kepada seluruh jajaran terkait untuk mempercepat evakuasi korban ataupun mobilisasi penyaluran bantuan kemanusian ke daerah terdampak bencana.
“Untuk heli kami dari Polairud Polda Sulsel yang tadi membawa logistik bantuan, terpaksa harus kembali ke Lapangan Andi Djemma lagi, dikarenakan kondisi cuaca yang ekstrem yang mengganggu pandangan pilot, tetapi kami pastikan akan terus berupaya untuk bisa menyalurkan bantuan kemanusian tersebut, rekan-rekan dari TNI juga telah berada bersama kita disini bersama dengan helinya dan akan turut serta membantu dalam mobilisasi penyaluran bantuan kemanusiaan kepada masyarakat khususnya daerah Latimojong yang membutuhkan makan, pakaian serta obat-obatan.” Ucap Kapolda Sulsel.
Kapolres Luwu AKBP Arisandi, di tempat yang sama mengatakan bahwa, sesuai arahan dari Bapak Pj Gubernur dan Kapolda Sulsel, lapangan Andi Djemma akan dijadikan sebagai Pos Induk tanggap bencana untuk Kabupaten Luwu selama sebulan untuk memudahkan masyarakat mengetahui informasi seputar update penanganan bencana, kegiatan dapur umum, penyaluran bantuan dan penerimaan bantuan jika ada yang ingin menyumbangkan bantuan kemanusiaannya.
“Lapangan Andi Djemma sendiri, akan menjadi Pos Induk, yang didalamnya akan di isi oleh Booth informasi baik dari Polri dan instansi terkait lainnya, dan kami sampaikan sampai saat ini total korban jiwa yang meninggal dunia telah mencapai 12 orang, dari 1.385 KK 115 jiwa memilih mengungsi, kerugian materil sebanyak 1.867 unit rumah terdampak, 103 diantaranya rusak berat, 42 unit rumah hanyut, serta lahan dan persawahan warga yang terdampak, serta personil kami telah kami sebar untuk melaksanakan pendataan, evakuasi warga terdampak, dan monitoring dampak lanjutan, yang masih berpotensi terjadi”. Ucap AKBP Arisandi (pn/tribrata-pl)