MALILI, Pilarnewsonline.com – Bupati Luwu, Dr. Drs. H. Basmin Mattayang, M.Pd menghadiri puncak peringatan Hari Jadi Luwu (HJL) ke 756 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu (HPRL) ke 78 yang dipusatkan di Stadion H. Andi Hasan Opu To Hatta, Desa Puncak Indah, Kecamatan Malili, Luwu Timur Selasa (23/01/2024).
Ditemui Tim Media Center Dinas Kominfo-SP Kabupaten Luwu, Basmin Mattayang menyampaikan harapannya kegiatan tersebut dapat menjadi momentum strategis untuk semakin mempererat jalinan silaturrahim sesama Wija To Luwu.
“Semoga ini dapat memperteguh komitmen bersama dalam merawat nilai-nilai peradaban dan karya pengadian yang telah diwariskan oleh para pemimpin dan pejuang Tana Luwu di masa lampau,” ujar Basmin.
Menurutnya hal tersebut demi meningkatkan kemaslahatan masyarakat dan kejayaan Tana Luwu dalam bingkai NKRI ke depannya.
Bertindak sebagai Inspektur Upacara HJL ke 756 dan HPRL ke 78, Pj. Gubernur Sulawesi Selatan, Dr. Bahtiar Baharuddin dalam sambutannya mengungkapkan peringatan Hari Perlawanan Rakyat Luwu ke 78 merupakan peristiwa bersejarah di awal Tahun ’46.
“Pada akhirnya negeri ini bisa kita nikmati sebagai sebuah negara karena gerakan perlawanan rakyat pada tahun 45 sampai 49 yang tidak pernah selesai. Nanti setelah konferensi meja bundar baru negeri ini agak tenang,” ungkapnya.
Bahtiar juga menyampaikan dirinya mewakili pemerintah dan rakyat, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat, para pemimpin Luwu dulu dan hari ini yang telah setia membangun daerah ini yang merupakan bagian dari integral NKRI.
Kegiatan tersebut dibuka dengan pertunjukan Tari Kolosal Simpuru’siang yang kemudian dilanjutkan dengan Defile peserta dari Kabupaten / kota se Tana Luwu, Kabupaten Kolaka dan Kolaka Utara Provinsi Sulawesi Tenggara.
Pemerintah Kabupaten Luwu menurunkan 178 orang peserta. Formasi defile diatur sedemikian rupa hingga setiap barisnya berjumlah Tujuh dan Delapan personil yang melambangkan 78 Tahun Perlawanan Rakyat Luwu.
Kepala Dinas Kepariwisataan dan Kebudayaan Kabupaten Luwu, Muh. Afif Hamka menerangkan baris terdepan terdapat pemuda dengan gerakan pangngaru’ yang melambangkan keberanian dan keteguhan untuk melangkah walau apapun jua rintangan. Dilanjutkan dengan barisan Bapak/Ibu serta Muda Mudi yang berpakaian adat.
“Kita menampilkan ragam jenis Pakaian Tradisional Khas Luwu yang ada di Kabupaten Luwu yakni Waju Karawang, Baju Bodo, Baju Toraja, Pakaian Khas Basse Sangtempe, Walenrang, Juga etnis Jawa yang bermukim di Kabupaten Luwu,” terang Afif. (pn/dkm)